Sejarah pendidikan Kepramukaan tidak lepas dari riwayat hidup Lord Baden Powell, karena pengalaman hidupya yang memberikan inspirasi untuk mencari cara terbaik pembinaan remaja Inggris, yang kemudian berkembang menjadi gerakan pendidikan Kepramukaan dewasa ini.
Nama lengkapnya adalah Lord Robert Baden Powell. Nama sebenarnya adalah Robert Stephanson Smymt. Ia lahir di London pada tanggal 22 February 1857 dan meninggal 8 January 1941 di Nyeri Afrika,
maka tanggal 22 February diperingati sebagai hari Baden Powell(Baden Powell Day). Menikah dengan Olave St Clair Soames tahun 1912 dan dianugerahi anak 3. Baden Powell adalah nama ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxfort yang meninggal ketika Stephanson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell semasa kecil antara lain:
- Ia ditinggal ayahnya sejak kecil dan mendapat pembinaan dari ibunya yang oenuh kasih sayang.
- Ia dilatih kakaknya yang mengajar keterampilan belajar, berenang, berkemah, berolah raga, dll.
- Ia sangat disenagi temannya karena hidupnya yang selalu riang gembira, suka humor, cerdas, menggemari musik, suka bermain drama, melukis dan suka mengarang.
- Pengalaman beliau ketika bertugas di India sebagai pembantu Letnan Resimen 13 Kavelari, berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang dan diketemukan di puncak gunug serta berhasil melatih panca indra temanya yang bernama Kimball O'Hara.
- Pengalaman yang unik dan berbahaya sewaktu terkepung bangsa Boer di kota Mafeking Afrika Selatan selama 127 hari kekurangan makan dan mampu bertahan hidup dan mampu mengalahkan kerajaan Zulu serta mengambil kalung manik kayu milik raja Dini Zulu.
II. Sejarah Kepramukaan Sedunia
- Pada tahun 1908 Mayjen Baden Powell dari Inggris melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah. Tujuanya supaya mereka menjadi manusia Inggris, warga negara Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Britania Raya ketika itu. Dari gagasan ini berdirilah organisasi Kepramukaan anak laki-laki seusia Penggalang.
- Untuk itu beliau mengarang suatu buku yang terkenal, yaitu buku cerita mengenai pengalamannya "Scouting for Boys" (memandu untuk putra).
- Disusul Kepramukaan putri bernama Girl Guides atas bantuan Agnes adik perempuan Baden Powell yang diteruskan oleh Olave St Clair istri Baden Powell.
- Tahun 1916 membentuk Pramuka Siaga, yang disebut Cub (anak Srigala) berusia 6 s.d 10 tahun.
- Tahun 1918 membentuk Pramuka Penegak / Rover Scout berusia 16 s.d 20 tahun.
- Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Sedunia di area Olympia London dengan mengundang Pramuka 27 negara dan pada saat itu Lord Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Jambore diselenggarakan 5 tahun sekali.
- Gerakan Baden Powell ditiru oleh negara-negara lain. Belanda mendirikan Padvinder dan Padvinderij. di Indonesia juga mendirikan Padvinder seperti Nederlan Indiche Padvinder Vereging (NIPV) / Persatuan Pandu-pandu Belanda. Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional Indonesia ikut mendirikan Gerakan Kepanduan mencapai 100 organisasi antara lain:
- JPO(Javaanse Padvinder Organizatie).
- JJP(Jong Java Padvinderij).
- SIAP(Serikat Islam Afdaling Padvinderij).
- NATIPI(Nasional Islamitiche Padvinderij).
- HW(Hisbul Wathon), dll.
III. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Indonesia
- Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 benar-benar menjiwai gerakan Kepanduan Nasional Indonesia untuk lebih maju.
- Adanya larangan pemerintah Hindia Belanda kepada "Organisasi Kepanduan" di luar NIPV, maka Kyai Haji Agus Salim menggunakan istilah "Pandu".
- Pada tahun 1930 berdiri KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) yang kemudian pada tahun1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia) pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKAI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia).
- Disaat pendudukan Jepang Kepanduan Indonesia dilarang. Tokoh Pandu masuk Organisasi Saenindan, Keibodan dan PETA (Pembela Tanah Air).
- Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanggal 28 Desember 1945 terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia di Solo, sebagai satu-satunya Organisasi Pandu di wilayah Negara Republik Indonesia.
- Pada tahun 1955 berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta. Menjelang tahun 1961 Kepanduan Indonesia terpecah lebih dari 100.
- Pada tahun 1961 dengan bantuan Perdana Menteri Juanda menghasilkan Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 ditandatangani oleh Ir. Juanda sebagai pejabat Presiden RI, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Pertama : Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak
dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan
GERAKAN PRAMUKA.
Kedua : Di seluruh wilayah Republik Indonesia perkumpulan
GERAKAN PRAMUKA dengan Angaran Dasar
sebagaimana tertera pada lampiran keputusan ini,
adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan
menyelenggarakan pendidikan Kepanduan itu.
Ketiga : Badan-badan lain yang sama difatnya atau yang menyerupai
GERAKAN PRAMUKA dilarang adanya.
Keempat : Surat keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 20 Mei 1961.
8. Gerakan Pramuka ternyata memperoleh tanggapan luas, sehingga dalam
waktu yang singkat telah telah berkembang dari kota-kota sampai
ke desa-desa yang jumlah anggotanya meningkat pesat.
9. Kemajuan pesat berkat juga sisterm Majelis Pembimbing yang dijalankan
Gerakan Pramuka pada tingkat Nasional sampai dengan Gugus Depan.
10. Gerakan Pramuka didalam meningkatkan kualitas dan kuantitasnya
bekerja sama dengan instansi-instansi yang terkait dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilannya, seperti: PMI, Bank Indonesia,
Polisi, Dinas Pendidikan, dll.
11. Banyak instansi-instansi yang bekerja sama dengan Gerkan Pramuka
dengan mendirikan Satuan Karya (Saka), seperti:
- Kepolisian mendirikan Saka Bhayangkara
- TNI AL mendirikan Saka Bahari
- TNI AU mendirikan Saka Dirgantara
- TNI AD mendirikan Saka Wira Kartika
- Dinas Pertanian mendirikan Saka Taruna Bumi
- Dinas Kesehatan mendirikan Saka Bhakti Husada
- BKKBN mendirikan Saka Kencana
- Dinas Kehutanan mendirikan Saka Wana Bhakti
- Dinas Pariwisata mendirikan Saka Pandu Wisata
sumber: Materi Dian Pinru Kwarcab Sukoharo tahun 2010, Sejarah singkat pendidikan Kepanduan dan Gerakan Pramuka.

No comments:
Post a Comment